Skip to main content

Halaqah 53a | Hadits nomor 73 Dan 74 Yang Berkaitan Dengan Khuf

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 01 Rajab 1441 H / 25 Februari 2020 M
👤 Ustadz Ratno, Lc
📗 Kitab Syamāil Muhammadiyah
🔊 Halaqah 53a | Hadits nomor 73 Dan 74 Yang Berkaitan Dengan Khuf
⬇ Download audio: bit.ly/SyamailMuhammadiyah-53a
〰〰〰〰〰〰〰

HADITS YANG BERKAITAN DENGAN KHUF


بسم الله 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة. أما بعد


Sahabat Bimbingan Islām rahimani wa rahīmakumullāh.

Alhamdulillāh kita sudah menginjak pada pertemuan ke-53, In syā Allāh kita akan membaca hadīts yang berkaitan dengan khuf Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Kita akan membaca hadīts ke-73 dan 74, hadīts ini berkaitan dengan khuf.

Khuf adalah seperti kaus kaki (kalau di negara kita) hanya saja bahannya bukan dari kain, tetapi dari kulit.

Khuf maupun kaos kaki atau yang semisalnya memiliki hukum tersendiri terkait dengan wudhu, yang mana seseorang boleh mengusap khuf atau yang semisalnya sebagai pengganti dari membasuh kaki ketika berwudhu.

Agar boleh mengusap khuf atau yang semisalnya yang kita qiyaskan dengan khuf, ada beberapa syarat, di antaranya:

⑴ Memakai khuf dalam keadaan suci.

Jadi seseorang sebelum memakai khuf dia harus berwudhu terlebih dahulu agar dia dalam keadaan suci. 

Kalau dia memakai khuf tapi belum berwudhu maka dia tidak boleh mengusap khuf ketika batal wudhunya. Dia harus melepas khuf terlebih dahulu kemudian berwudhu dan menggunakan khuf lagi.

⑵ Khuf menutupi mata kaki.

Jadi khuf yang dibawah mata kaki (tidak tinggi) tidak boleh diusap tetapi harus dilepas.

⑶ Tidak boleh berlubang besar (bolong, misalnya) 

⑷ Waktunya belum kadaluarsa.

Bagaimana ukuran kadaluarsanya? Ukuran kadaluarsanya adalah:

√ Untuk orang yang tidak bepergian jauh, waktu kadaluarsanya adalah 24 jam (1 hari 1 malam). 

√ Untuk orang yang sedang safar (bepergian jauh) maka kadaluarsanya adalah 72 jam (3 hari 3 malam).

Kalau waktunya sudah melebihi, maka tidak boleh mengusap khuf dan harus dilepas kemudian dicuci kakinya.

⑸ Mengusap khuf ini hanya berlaku untuk hadats kecil (misalnya) seseorang batal wudhu yang disebabkan kencing, buang air besar atau tidur. Maka boleh mengusap khuf, tetapi jika seseorang junub (mimpi, misalnya) dan dia harus mandi maka tidak boleh hanya mengusap khuf. Khufnya harus dilepas untuk dibasuh semuanya. 

Itu beberapa syaratnya.

Pada bab ini Imam At Tirmidzī mencoba menyebutkan bahwasanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam juga memiliki khuf. Mudahnya yang ingin disampaikan oleh Imam At Tirmidzī seperti itu.

Pada bab ini Imam At Tirmidzī membawakan hadīts dari Hanād bin Sariy dari Wakī' dari Dalham bin Shālih dari Hujair bin Abdillāh dari Ibnu Bura'idah dari ayahnya.

Jadi hadīts ini dari sahabat Bura'idah, beliau mengatakan:  

أَنَّ النَّجَاشِيَّ أَهْدَى لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، خُفَّيْنِ، أَسْوَدَيْنِ، سَاذَجَيْنِ، فَلَبِسَهُمَا ثُمَّ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَيْهِمَا.

"Bahwasanya Najāsyi pernah menghadiahkan dua khuf yang berwarna hitam pekat kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika menerima hadiah tersebut langsung memakainya kemudian ketika Beliau berwudhu beliau hanya mengusap di atas Khuf tersebut.”

Najāsyi, kita sering dengar nama ini dalam pelajaran-pelajaran sirah atau saat pelajaran fiqih tentang shalāt ghaib, karena Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah melakukan shalāt ghaib kepada Najāsyi ini ketika beliau meninggal. 

Karena beliau ketika diajak oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam untuk memeluk Islām beliau mengiyakan (menerimanya) dan menurut Syaikh Al Albāniy beliau masuk Islām pada tahun ke-6 Hijriyyah dan meninggal pada tahun 9 Hijriyah.

Yang perlu dicatat Najāsyi ini adalah gelar bagi raja negeri Habasyah atau Ethiopia, bukan nama orang.

Beliau (Najāsyi) pernah menghadiahkan kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dua Khuf yang berwarna hitam pekat. 

Menunjukkan bahwasanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah memiliki khuf hadiah dari raja Najāsyi.


Semoga pembahasan ini bermanfaat.

 Wallāhu Ta'āla A'lam Bishawāb. 

وصلى الله على نبينا محمد
________

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
-->