Skip to main content

Halaqah 52 | Hadits nomor 72 Yang Berkaitan Dengan Kehidupan Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa Sallam

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 30 Jumada Al-Akhir 1441 H / 24 Februari 2020 M
👤 Ustadz Ratno, Lc
📗 Kitab Syamāil Muhammadiyah
🔊 Halaqah 52 | Hadits nomor 72 Yang Berkaitan Dengan Kehidupan Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa Sallam
⬇ Download audio: bit.ly/SyamailMuhammadiyah-52
〰〰〰〰〰〰〰

بسم الله 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة. أما بعد

Sahabat Bimbingan Islām rahimani wa rahīmakumullāh yang semoga selalu dirahmati Allāh Ta'āla, dimudahkan segala urusannya dan dilancarkan rezekinya.

Pada kesempatan kali ini pertemuan ke-52 ini, In syā Allāh kita akan membaca hadīts nomor 72 yang dibawakan oleh Imām At Tirmidzī rahimahullāhu ta'āla yang berkaitan dengan kehidupan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Pada hadīts ke-72 ini, Imām At Tirmidzī mengatakan; Memberikan hadīts kepadaku Qutaibah, beliau mengatakan memberikan hadīts kepadaku Ja'far bin Sulaimān Adh-Dhuba'iy dari Mālik bin Dinār.

Mālik bin Dinār mengatakan:

مَا شَبِعَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ خُبْزٍ قَط, وَلَحم إِلاَّ عَلى ضفَفَ

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak pernah kenyang dari roti ataupun daging, kecuali ketika ada dhafaf.

قال مالك :سألت رجلا من أهل البادية: ما الضّفف؟ قال : أن يتناول مع الناس

Berkata Mālik: “Aku bertanya kepada orang yang bahasanya masih murni yaitu orang-orang pedalaman, apa itu dhafaf?”

Beliau berkata: “Dhafaf adalah makan bersama orang-orang”.

Ini adalah hadīts ke-72 yang mengabarkan bahwasanya Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam tidak pernah kenyang dari roti maupun daging kecuali ketika beliau makan bersama orang-orang.

Menurut Syaikh Al-Albāniy rahimahullāhu ta'āla maksud dari *“kecuali apabila beliau makan bersama orang-orang”* adalah apabila beliau makan bersama orang-orang yang datang bersinggah dan bertamu kepadanya.

Mudahnya ketika Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam makan bersama tamu baru beliau makan dengan kenyang.

Hadīts ini sebenarnya mursal. 

Mursal adalah seorang seorang tabi’i, langsung meriwayatkan dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa salla.

Tabi’i adalah generasi setelah sahabat. Generasi yang bertemu dengan sahabat dan tidak bertemu dengan Nabi shallāllahu 'alayhi wa sallam .

Secara kesinambungan tabi’i tentu tidak bertemu dengan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Tetapi kenapa di sini Mālik bin Dinār seorang tabi’i mengatakan, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak pernah kenyang. Maka ini namanya hadīts mursal.

Apabila kita hanya melihat sanad ini saja tanpa melihat sanad-sanad yang lainnya, maka kita dapat mengkategorikan hadīts mursal di sini sebagai hadīts yang dhaif.

Hadīts kita ini menjadi hadīts yang dhaif, akan tetapi karena Imam At-Tirmidzī nanti akan membawakan hadīts yang sama dengan sanad yang bersambung maka matan atau isi hadīts ini menjadi shahīh hukumnya.

Kesimpulan akhirnya:

Matannya (isi hadītsnya) adalah shahīh sebagaimana hukum yang diberikan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāhu ta'āla dalam Mukhtashar Syamail nomor 109.

Pelajaran yang dapat kita petik dari hadīts ini adalah, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah seorang manusia yang mulia. Pemimpin kaum muslimin akan tetapi beliau tidak pernah makan roti maupun daging dengan kenyang, kecuali kalau sedang ada tamu, karena beliau harus menemani para tamu makan bersama. 

Dan hal tersebut beliau lakukan tujuannya agar para tamu beliau nyaman makan banyak dan dalam rangka memuliakan tamu.

Apalagi dahulu belum ada warung di pinggir jalan, orang bepergian jauh susah menemukan warung di pinggir jalan, apalagi menemukan warung pecel lele atau warung padang. Sehingga seorang tamu pasti sangat memerlukan jamuan makan dan pasti mereka pun sangat lapar. Atas alasan inilah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam makan banyak, agar para tamu tidak canggung untuk makan banyak.

Inilah salah satu sifat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak pernah makan kenyang kecuali  saat makan bersama tamu.

Semoga pembahasan ini bermanfaat.

Wallāhu Ta'āla A'lam Bishawāb. 

وصلى الله على نبينا محمد

________


Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
-->