Skip to main content

Halaqah 48 | Hadits Tentang Salah Satu Pakaian Yang Pernah Dipakai Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam (lanjutan)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 06 Jumada Al-Ula 1441 H / 01 Januari 2020 M
👤 Ustadz Ratno, Lc
📗 Kitab Syamāil Muhammadiyah
🔊 Halaqah 48 | Hadits Tentang Salah Satu Pakaian Yang Pernah Dipakai Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam (lanjutan)
⬇ Download audio: bit.ly/SyamailMuhammadiyah-48
〰〰〰〰〰〰〰

HADITS TENTANG SALAH SATU PAKAIAN YANG PERNAH DIPAKAI RASŪLULLĀH SHALLALLĀHU 'ALAYHI WA SALLAM (LANJUTAN)

بسم الله.
الْحَمْدُ لله، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رسول الله، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القيامة، أَمَّا بَعْدُ:


Sahabat Bimbingan Islām rahīmaniy wa rahīmakumullāh.

Alhamdulillāh kita bisa melanjutkan pembahasan kita tentang Kitāb Asy Syamāil Al Muhammadiyah karya Imām At Tirmidzī rahimahullāh.

Pada pertemuan yang ke-48 ini, In syā Allāh kita akan membacakan beberapa hadīts yang menerangkan tentang pakaian yang pernah dipakai oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Diantara pakaian yang pernah dipakai oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah hullah hamrā' (حُلَّةٌ حَمْرَاءُ).

Hullah hamrā' (حُلَّةٌ حَمْرَاءُ) atau hullah merah menurut Syaikh Abdurrazzaq adalah: برد يماني, yang mana arti mudahnya dari kata: burdun (برد) adalah lurik (bahasa Indonesia).

Ketika memakai istilah:

√ Hullah (حُلَّةٌ) adalah pakaian atasan dan bawahan (atasan dan bawahan lurik).

√ Hamrā' (حَمْرَاءُ) artinya merah

Hullah hamrā' (حُلَّةٌ حَمْرَاءُ), karena kita menganalogikan dengan lurik, maka kita bisa menggambarkan bahwasanya di sana ada garis-garisnya, garis berwarna merah dan warna lainnya.

Syaikh Abdurrazaq mengatakan susunan Hullah hamrā adalah merah dan hitam dan bukan maksudnya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam memakai pakaian yang berwarna merah  polos.

Berkaitan dengan pakaian jenis ini, Imam At Tirmidzī mengatakan dalam hadīts nomor 64: Telah memberikan hadīts kepada kami, Āli bin Khasyram. Beliau mengatakan: Telah memberikan hadīts kepada kami, Īsā ibnu Yūnus.

Dari Isrāil, dari Abī  Ishāq, dari Barā' bin Āzib radhiyallāhu 'anhu, beliau mengatakan :

مَا رَأَيْتُ أَحَدًا مِنَ النَّاسِ أَحْسَنَ فِي حُلَّةٍ حَمْرَاءَ، مِنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، إِنْ كَانَتْ جُمَّتُهُ لَتَضْرِبُ قَرِيبًا مِنْ مَنْكِبَيْهِ.

_"Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih bagus jika memakai hullah hamrā kecuali Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam._

⇒ Maksudnya jika melihat Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam memakai hullah hamrā tidak ada yang menandingi.

Dan sungguh rambut Beliau hampir menyentuh pundak beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam."

Yang kita fokuskan dalam hadīts ini adalah:

⑴ Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam
 memakai hullah hamrā' .

⑵ Hullah akhdhar, Hullah Akhdhar hampir sama dengan hullah hamrā', bedanya hanya pada warna luriknya.

√ Hullah hamrā' tersusun dari warna merah dan hitam.

√ Hullah akhdhar tersusun dari warna hijau dan hitam.

Berkaitan dengan hal ini, Imam At Tirmidzī membawakan hadīts dari Abī Rimtsah.

Beliau mengatakan:

رَأَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، وَعَلَيْهِ بُرْدَانِ أَخْضَرَانِ

"Aku melihat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam beliau sedang memakai dua burdun (sepasang lurik) yang berwarna hijau dan hitam."

Kemudian yang lainnya adalah: أسمال مليتن (asmāl mulayyatan), mudahnya adalah sepasang pakaian tenun yang lusuh dan belum dijahit.

Akan tetapi hadīts ini dikomentari sebagai hadīts dhaif oleh Syaikh Albāniy rahimahullāh dalam kitāb Mukhtashar Syamāil beliau dengan nomor 53.

Beliau mengatakan di sana: “Dhaif."

Imam At Tirmidzī mengatakan hadīts yang dikomentari dhaif oleh Syaikh Albāniy adalah sebuah hadīts yang diriwayatkan dari Qailah binti Makhramah.

Beliau mengatakan :

رَأَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَعَلَيْهِ أَسْمَالُ مُلَيَّتَيْنِ، كَانَتَا بِزَعْفَرَانٍ، وَقَدْ نَفَضَتْهُ وَفِي الْحَدِيثِ قِصَّةٌ طَوِيلَةٌ.

_"Aku melihat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika itu Beliau sedang memakai pakaian tenun yang lusuh belum dijahit, yang mana dua pakaian lusuh yang belum dijahit ini sudah diberi warna dengan warna za'farān.

Syaikh Abdurrazaq hafīdzahullāh menjelaskan:

Karena Nabi melarang pakaian yang diberi za'farān maka beliau mengatakan, pakaian yang dipakai oleh Nabi itu dipakai setelah warna za'farān dihilangkan sehingga tidak tersisa kecuali hanya sedikit saja.

Dan Beliau telah menghilangkan warna za'farānnya sebelum memakainya dan dalam hadīts ini ada kisah yang panjang.

Syaikh Abdurrazzaq mengatakan bahwa Imam At Tirmidzī akan membawakan sebagian potongan-potongannya.

Semoga pertemuan ini bermanfaat, dan kita sudah tahu beberapa pakaian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, yaitu:

√ Hullah hamrā, seperti sepasang lurik atasan dan bawahan yang berwarna merah dan hitam.

√ Hullah akhdhar, seperti sepasang lurik atasan dan bawahan yang berwarna hijau dan hitam.

√ Asmāl mulayyatan, dimana hadītsnya dikomentari sebagai hadīts yang dhaif oleh Syaikh Albāniy yang artinya pakaian tenun yang lusuh yang belum dijahit.

Semoga bermanfaat.

Wallāhu Ta'āla A'lam Bishawāb.

وصلى الله على نبينا محمد

____________________


Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
-->